Abadilah Cinta Andrei Aksana
Abadilah Cinta-Andrei Aksana
Revan memiliki semuanya yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemuda rebutan. Wajahnya demikian tampan mengundang decakan dan Revan juga bergelimang materi. Berawal dari melihat sebuah puisi di sebuah majalah dinding kampus dapat menyentuh nuraninya. Revan mencari si penulis puisi tersebut. Hingga akhirnya Revan dipertemukan oleh Ardini si penulis puisi itu. Ardini jatuh cinta pada Revan dan sebaliknya Revan pun juga mencintai Ardini. Di sebuah pantai berpasir putih Ardini menyerahkan seluruh cinta dan tubuhnya kepada Revan. Sampai suatu saat Ardini hamil, Revan meminta restu pada kedua orangtuanya untuk menikahi Ardini. Harman dan Merina (orangtuanya) menolaknya, menganggap Ardini tidak pantas disandingkan dengan Revan yang anak konglomerat. Karena sudah tidak betah didikte oleh sudut pandang ayahnya, Revan memilih pergi meninggalkan rumah. Disusul Adiknya Jovi dan Ruben yang ikut angkat kaki dari rumah ayahnya yang seperti neraka itu. Keluarga terpandang itu hancur!
Revan memilih hidup dikontrakan kecil bersama Ardini. Setiap hari Revan dan Ardini membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan mereka. Hari demi hari berlalu, sampai kandungan Ardini semakin tua Revan belum juga menikahi Ardini. Semakin lama uang tabungannya semakin menipis dan Ardini sering sakit-sakitan. Saat Ardini masuk rumah sakit, Revan bingung akan biaya yang harus dilunasinya. Dan ia meminta pada Ramlan, bosnya, untuk meminjaminya uang akan biaya tersebut. Namun hari persalinan Ardini tiba, dan Revan sudah tidak tau lagi akan meminta bantuan kepada siapa lagi.
Revan menelepon Ersad sahabatnya untuk menunggui Ardini dirumah sakit. Ersad menunggui Ardini hingga proses persalinan selesai, namun Revan belum muncul juga. Ersad mengantar Ardini pulang kerumah kontrakannya. Sesampainya dirumah setelah mengantar Ardini, Revan menelepon Ersad untuk mengabarkan bahwa ia berada dalam sel tahanan. Ersad sangat menyesali perbuatan sahabatnya itu. Revan telah merampok Ramlan dan berencana akan membunuhnya.
“Tidak”, jawab Revan jujur ketika duduk dikursi terdakwa. “Saya memang ingin membunuhnya Karena ia terlalu sempurna sebagai seorang ayah. Saya mengagumi sekaligus membencinya. Karena terpari di ingatan saya sosok seorang ayah yang berkuasa dan memaksakan kehendak. Seorang ayah yang bijak dan adil seperti Pak Ramlan tidak pantas hidup didunia yang kotor ini”
Di persidangan Revan mengakui perbuatannya, dan Revan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara. Ardini menangis tersedu-sedu mendengar keputusan hakim. Ersad yang akhirnya merawat Ardini pasca ia melahirkan. Ersad yang mendampingi Ardini ketika ia dan anaknya mengalami kegundahan. Ersad yang semakin sering bertamu kerumah Ardini, semakin membuat kebergantungan antara satu sama lain. Ersad, Ardini, Davi. Davi semakin lengket pada Ersad dan Ardini pun mulai mencintai Ersad.
Pikiran Revan melayang didalam penjara, ini tidak boleh diteruskan, mereka akan saling bergantung satu-sama lain.
Akhirnya Revan pasrah, ia meminta Ersad untuk menikahi Ardini. Gantian Lana, ibu Ersad yang menolaknya. Namun setelah mengenal Ardini yang memang tepat untuk menjadi seorang ibu dan istri terbaik. Pernikahan itu dilangsungkan.
Dulu Ardini selalu datang sendiri setiap hari untuk menjenguk Revan di penjara. Ersad juga bergantian menjenguknya. Namun setelah menikah Ardini dan Ersad datang bersama, membuat Revan hanya dapat gigit jari menunggu hingga masa hukumannya habis.
Awalnya Ersad dan Ardini, berdua menjenguk Revan sehari sekali, lalu mulai jarang seminggu sekali, sebulan sekali, empat bulan sekali, setahun sekali, hingga tidak sama sekali.
Tujuh tahun berlalu, Revan dibebaskan lebih awal karena perilakunya yang baik, namun Revan tetap wajib lapor seminggu sekali. Revan menjadi pribadi yang lebih dewasa dan semakin menarik.Setelah ini Revan tidak tau mau kemana dan juga ia tidak ingin kembali lagi kerumah ayahnya. Walaupun telah dipenjara, dendam itu belum juga hilang. Revan bertemu ayahnya ketika ia keluar dari penjara, awalnya Revan tidak mau kembali. Tapi setelah melihat ayahnya Harman sakit di atas kursi roda yang didorong oleh Merina, Revan luluh juga. Harman sadar, dan ia berjanji untuk memberikan kebebasan untuk anak-anaknya. Satu persatu anaknya mulai datang kerumah. Rumah itu telah lengkap.
Akan lebih lengkap lagi jika ada Ardini dan Davi, anaknya, pikir Revan.
Revan mendatangi rumah Ardini untuk melihat anaknya. Ardini terkejut lalu ia membuat perjanjian dengan Revan untuk menjenguk Davi sepulang dari sekolah hingga sebelum Ersad pulang dari kantor.
Ersad mencium perbuatan itu. Maka timbulah perseteruan antara Revan dan Ersad.
“Aku hanya memintamu menjaganya, Er!” pekik Revan kecewa.”Tapi aku tidak pernah menyuruhmu untuk mencintainya!”
“Lalu, kauanggap apa aku ini?” desis Ersad tersinggung, “Sebentuk robot yang tak memiliki nurani? Sekian tahun kulalui bersamanya, apakah salah jika tumbuh perasaan dihatiku?”
“Ardini miliku! Dan sekarang aku memintanya kembali darimu!”
Tetapi bagaimana jika tak seorangpun dapat meraih cinta Ardini yang utuh, karena Ardini tidak sanggup memilih salah satu diantara dua lelaki yang dicintainya? Mestikah Ardini menyemai dua cinta sekaligus dalam hidupnya?
Hidup ini tak pernah pasti
Hanya menunggu esok hari
Mungkinkah engkau maih ada
Desahmu masih hangat terasa
Saat kata-kata tak berarti
Saat semua rasa telah mati
Sepi yang temani malam hari
Mencekam hatiku dalam sunyi
...
Oh, bila cinta
Bawa aku
Dalam badai duka yang perih
Kini kusadari
Yang kuingin hanya
Abadilah cinta...