17

 Saat usia tujuh belas tahun ...

ku sering baca artikel atau cerpen tentang atau jika seseorang terdekat kita meninggal dunia. Ternyata pikiran mereka yang membuat artikel itu hampir sama dengan pikiranku.
seperti : kemarin teman saya meninggal dunia, padahal dia salah satu orang yang berarti dalam hidup saya. Dia sering bantu saya saat susah sedih dan dia juga udah buat saya sampai jadi seperti ini. saat saya melayat ke rumahnya , banyak sekali orang yang datang melayat, melihat jenazahnya untuk terakhir kalinya, banjir air mata, membuat doa-doa khusuk untuk kakak, adik, atau teman kita itu.
Itu sih inti awal kisahnya …
pertanyaannya … ?
1. kalau aku meninggal besok, ada banyakkah orang yang melayatku ?
2. banyakkah orang yang merasa kehilangan diriku ?
3. banyakkah orang atau kerabatku yang menangis ?
4. besok akankah ada yang sudi menghantarkanku ke pembaringan terakhirku ?
dan ..
5. Apakah aku akan diingat terus oleh mereka ?
atau aku hanya dapat meninggalkan nama dalam sebuah nisan ? yang akan dikunjungi seminggu sekali, lalu sebulan sekali, dan kemudian saat menjelang lebaran sekali ? dan tidak akan pernah meninggalkan sebuah kenangan manis … (yang ini copi-past dari blog radityadika.com kalo nggak salah !Cuma alasan nomer lima!catat !)
6. apakah mungkin aku meninggal disaat usiaku tujuh belas tahun ?
bahkan aku belum kerja, menikah, membahagiakan orang tuaku, dan belum melakukan apa-apa untuk diriku dan orang-orang terdekatku.
Dan apakah aku pantas mendapatkan semua perlakuan diatas ?
toh.. kalo aku meninggal dunia nggak akan langsung kiamat, aku meninggal juga temen-temen aku nggak akan meninggal juga kan ? atau nggak, kalo aku meninggal seluruh kucing di dunia bakal mati?. Nggak kan ?
Diusia semuda ini kita sering melupakan ibadah, suka melakukan perbuatan yang bakal dicatat oleh Malaikat Rakib dan Atid. Bakal melupakan bahwa nyawa kita hanya berada di ujung ubun-ubun yang sewaktu-waktu dapat dicabut oleh sang Malaikat .

pasti setiap orang akan meninggal (entah kapan), kita tinggal mendengarkan absensi dari Allah nanti.

padahal setiap ber-ulang tahun aku dan temen-temenku slalu seneng-seneng. Makan-makan traktir-traktiran. Tapi padahal umur kita kan udah semakin berkurang … huhuhu.. seharusnya kita kan bersedih… bikin pengajian seharusnya ? nggak tau deh.. berarti kalau kita tambah umur harusnya ngapain ??
Cerita dikit :
aku sering ngoceh bareng temen-temen dan seringnya apa yang kita omongin itu nggak jelas. Contoh :
aku yang mulai “eh, kapan mon?”
momon bingung “ kapan apanya ? pulang ?”
aku manggut-mangut” iya kapan ? MAAAATTTIIII ? bhbahahhaha . iya pulang kerahmatullah …”
Gilaa, sadis kan ?
Gimana kalo kejadian beneran ? Ngeri sendiri kan jadinya ? bbbbbrrrrrrr…

Aku nulis ini karena keingetan sama kakak kelas aku…
I hope you restful in there out there …
khusus buat mas wahyu dan mbak ayu …
Sebenernya aku nggak terlalu kenal sama mas wahyu tapi yaa … aku turus berduka cita …
A

0 komentar:

Posting Komentar

Keyword Density Checker

Enter a URL to analyze

  © KANTONG CENITA

Design by AnitaWidy